Beragam kisah di atas menunjukkan betapa pentingnya keterlibatan seorang ayah dalam pengasuhan dan pendidikan anak. Dalam masyarakat kita yang berkultur patriarkhi, pembakuan peran berdasarkan jenis kelamin begitu mengemuka. Sehingga peran ayah diidentikkan sebagai kepala keluarga dan pencari nafkah utama, sementara ibulah yang berperan mengatur keluarga, mengasuh, merawat dan mendidik anak-anak. Sungguh pun dalam kenyataan, pembagian kerja yang rigid semacam ini hampir mustahil dijumpai karena kedua orang tua tetap melakukan beragam peran tersebut walaupun dalam kadar yang berbeda.

Pengasuhan sering disebut pula sebagai child-rearing yaitu pengalaman, keterampilan, kualitas, dan tanggung jawab sebagai orangtua dalam mendidik dan merawat anak. Pengasuhan disebut juga parenting adalah proses menumbuhkan dan mendidik anak dan kelahiran anak hingga memasuki usia dewasa. [1]  Pengasuhan pada dasarnya adalah kerja tim untuk memperkuat keluarga, terutama untuk  mengoptimalkan tumbuh kembang anak dalam nilai-nilai yang setara gender. Pola asuh yang setara gender adalah pola pengasuhan yang terbaik dalam stimulasi tumbuh kembang serta pemenuhan hak-hak anak. Pola asuh ini mempraktikkan kesetaraan gender antar pasangan, misalnya kedua orang tua mencari informasi tentang pengasuhan terbaik bagi anak serta mendiskusikan bersama pasangan. [2]

Definisi “parenting” (pola asuh) menurut Darling (1999) adalah suatu aktivitas yang kompleks yang meliputi beberapa tingkah laku spesifik yang bekerja secara sendiri-sendiri maupun bersama-sama untuk mempengaruhi anak. Pengertian parenting menurut Gunarsa (1995) adalah cara orang tua bertindak sebagai orang tua terhadap anak-anaknya dimana mereka melakukan serangkaian usaha aktif. Parenting adalah perlakuan orang tua dalam rangka memenuhi kebutuhan, memberi perlindungan dan mendidik anak dalam kehidupan sehari-hari (Meichati, 1978). Menurut Gunarsa (1989) keluarga merupakan lingkungan kehidupan yang dikenal anak untuk pertama kalinya, dan untuk seterusnya anak belajar di dalam kehidupan keluarga.[3]

Woordward, 1975 (dalam Berns, 2013) menyatakan bahwa pengasuhan adalah sejumlah pola perilaku oleh orang tua dalam menjalankan proses sosialisasi serta sejumlah nilai, kebiasaan dan harapan pada anak-anaknya. Atau dengan kata lain segala hal yang orang tua lakukan agar anak menjadi individu yang bertanggungjawab, berkontribusi kepada masyarakat, termasuk juga hal-hal yang mereka lakukan ketika mereka menangis, agresif, berbohong, ataupun ketika anak kesulitan di sekolah.[4]

Sungguh pun pada hakikatnya parenting merupakan tanggung jawab kedua orang tua, belakangan banyak juga pandangan yang menyatakan pentingnya peran ayah dalam pengasuhan, yang dalam Ilmu Psikologi dikenal dengan istilah  Fathering. Fathering merupakan peran yang dimainkan seseorang yang berkaitan dengan anak, bagian dari sistem keluarga, komunitas, dan budaya (Lynn, dalam Frogman,dkk,2002). Good fathering merefleksikan keterlibatan positif ayah dalam pengasuhan melalui aspek afektif, kognitif, dan perilaku.[5]

Palkovits (2002) menyimpulkan keterlibatan ayah dalam pengasuhan anak memiliki beberapa definisi, diantaranya : 1)Terlibat dengan seluruh aktivitas yang dilakukan oleh anak (McBride & Mills,1993). 2) Melakukan kontak dengan anak 3) Dukungan finansial  4) Banyaknya aktivitas bermain yang dilakukan bersama-sama. [6]

 

Baca Juga
Fokus 1 : Peran Ayah dalam Pengasuhan Anak
Fokus 2 : Laki-laki dan Konsep Pengasuhan
Fokus 3 : Bagaimana Melibatkan Laki-laki dalam Pengasuhan?
Fokus 4 : Manfaat Keterlibatan Ayah dalam Pengasuhan
Fokus 5 : Pengasuhan dan Pendidikan Anak dalam Perspektif Islam

 

Foot Notes
[1] Lihat dalam tulisan berjudul Pengasuhan: Konsep, Tujuan dan Strateginya, sebagaimana dikutip dari situs https://dita8.wordpress.com/2010/09/25/pengasuhan-konsep-tujuan-dan-strateginya/
[2] Lihat Gisela Tani Pratiwi  pada tulisan dalam sub bab II.1 Pola Asuh yang Setara Gender, dalam bab II Menjadi Ayah Baru : Pola Asuh yang Setara Gender dan Disiplin Positif, dalam buku Pelibatan Ayah dalam Pengasuhan (Ayah Hebat Ayah yang Terlibat : Panduan dan Tips untuk Para Ayah dalam Mengasuh Anak), Yayasan Pulih atas dukungan Rutgers WPF, Jakarta, 2017, hal.30.
[3] Lihat tulisan Ali Aziz berjudul Parenting sebagaimana dikutip dari situs http://aliaziz.gurusertifikasi.org/ 2012/05/09/parenting/
[4]  Lihat tulisan Tim Yayasan Pulih dan Rifka Annisa dalam Edisi Kedua Modul Diskusi Komunitas untuk Pencegahan Kekerasan Berbasis Gender : Kelompok Ayah, Yayasan Pulih atas dukungan Rutgers WPF, Jakarta, Jakarta, 2017, hal. 94.
[5] Lihat dalam tulisan Farida Hidayati, Dian Veronika Sakti Kaloeti, Karyono berjudul  Peran Ayah dalam Pengasuhan Anak, dalam Jurnal Psikologi Undip Vol. 9, No. 1, April 2011.
[6] Lihat dalam Manfaat Keterlibatan Ayah Dalam Pengasuhan Anak, sebagaimana diakses dari situs http://mommiesdaily.com/2014/07/03/pentingnya-keterlibatan-ayah-dalam-pengasuhan-anak/2/

Similar Posts:

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here