“Dalam setiap pertemuan atau kegiatan, awali dengan kesepakatan dan akhiri dengan evaluasi dan refleksi,” demikian pesan Bang Helmi – sapaan akrab KH.Helmi Ali Yafie- siang hari Sabtu, 7 Maret 2015, sebelum beliau membagi para peserta ke dalam tiga kelompok untuk merefleksikan perjalanan panjang program PUP IV.

Program Pendidikan Ulama Perempuan (PUP) Rahima angkatan IV adalah serial program pendidikan panjang baik dari segi  waktu maupun kompleksitas tema yang diangkat dalam setiap tadarusnya. Diawali dengan seleksi dan Rekruitmen peserta PUP IV, 21 Mei 2013, di Hotel Sargede Yogyakarta, kemudian dilanjutkan dengan 8 serial tadarus dan 2 pertemuan monitoring berturut-turut yang diselenggarakan di pesantren atau tempat yang berbeda secara berkala setiap dua bulan sekali. Kesepuluh pertemuan dan tadarus berikut temanya adalah : Tadarus (1) Kepekaan Gender dan Kesehatan Reproduksi, 20-23 Juni 2013 di PP. Salafiyah Mlangi Yogyakarta, (2) Islam, Globalisasi dan Perubahan Sosial, 5-8 September 2013 di PP Ali Makshum Krapyak Yogyakarta, (3) Tafsir untuk Pemberdayaan Perempuan, 7-10 November 2013 di PP Al Hidayat Salaman Magelang, (4) Hadis Untuk Pemberdayaan Perempuan, 9-12 Januari 2014 di PP Al-Wathoniyah Kebarongan Banyumas, (5) Fiqh-Ushul Fiqh untuk Pemberdayaan Perempuan, 6-9 Maret 2014 di PP Binaul Ummah, Bantul, (6) Bahtsul Masail untuk Pemberdayaan Perempuan, 16-18 Mei 2014 di PP Al-Manshur Popongan Klaten, (7) Monitoring &Pengorganisasian Masyarakat, 26-30 Agustus 2014 di PP Nurudh Dholam IV Klaten, (8) Kepemimpinan Ulama Perempuan untuk Kemaslahatan Manusia yang Beragam, Adil,  dan Setara, 30 Oktober – 2 November 2014 di Hotel Matahari Yogyakarta. Dan tadarus yang ke (9) adalah kegiatan  Monitoring &Advokasi Sosial untuk Pemberdayaan Perempuan, 13-14 Agustus 2014 di PP Mambaul Huda Kaliabu Salaman Magelang.

Keseluruhan proses kegiatan tersebut kemudian diakhiri dengan Monitoring, sekaligus Evaluasi dan Refleksi yang diadakan di PP. Edi Mancoro Salatiga pada tanggal 6-8 Februari 2015. Selain evaluasi dan refleksi, agenda lainnya adalah sharing pengalaman dengan peserta program PUP angkatan I, II dan III. Pada pagi di hari pertama, kegiatan dibuka secara langsung oleh Gus Hanif, salah satu pengasuh PP. Edi Mancoro. Selanjutnya acara, dipandu oleh fasilitator Rahima, dimana peserta diminta untuk memetakan harapan dan kekhawatiran, juga mengenai kesepakatan jadwal. Dalam forum ini peserta juga mendapatkan pengayaan wawasan mengenai social entrepreneurship, yang disampaikan oleh Mbak Masnu’ah, pendiri kelompok Puspita Bahari di Moro, yang terletak di sebuah perkampungan nelayan di kabupaten Demak. Presentasi tentang usaha peningkatan perekonomian dan pemberdayaan perempuan pesisir serta pemaparan tentang advokasi KDRT yang dilakukannya amat inspiratif.

Sharing pengalaman yang lain juga diberikan oleh Nyai Hj. Afwah Mumtazah (PUP I dari PP.Kempek, Cirebon) mengenai upayanya memperkenalkan kesetaraan dan keadilan gender di pesantren yang memiliki tradisi salaf yang kuat. Upaya perjuangan yang senada juga disampaikan oleh Istianah (PUP II dari Tasikmalaya) mengenai bagaimana menghadapi mahasiswa berlatar belakang salaf yang sulit menerima perspektif gender. Sementara, Laila Jauharoh peserta program PUP III dari Jepara, berbagai pengalaman tentang Sekolah Kandang-nya sebagai upaya untuk meningkatkan potensi ekonomi masyarakat melalui ternak kambing dan penyadaran masyarakat dalam berbagai isu perempuan dan soal-soal kerumahtanggaan. Dalam kesempatan ini Dr. Nur Rofiah juga memberikan pembekalan kepada para peserta melalui presentasinya tentang posisi dan peran ulama perempuan dalam konteks pemberdayaan perempuan dan kemaslahatan manusia.

Refleksi mendalam peserta adalah terkait dengan berharganya kesempatan yang mereka dapatkan dengan mengikuti PUP ini. PUP banyak sekali memberikan pada peserta wawasan dan warna baru, mengajarkan keberanian, lebih sensitif terhadap permasalahan sekitar terutama masalah perempuan dan bagaimana menghadapi dan menentukan solusi terbaik untuk semua permasalahan itu, baik melalui kajian teks maupun advokasi sosial. Hanya di PUP, para peserta yang mayoritas terdiri dari para bu nyai, pengampu majlis ta’lim dan aktifis perempuan ini bisa bersilaturahim ke pesantren-pesantren, dan dapat menimba ilmu baru dalam mengelola keluarga dan komunitas. Tidak banyak catatan yang mereka berikan pada Rahima terutama dalam mengkaji ulang proses dan cara rekrutmen serta bagaimana cara untuk menjaga komitmen peserta agar tidak mretheli di tengah jalan.

Mereka juga tetap berkomitmen untuk menjaga tali silaturahmi serta saling berbagi pengetahuan dan pengalaman; serta mengagendakan untuk melaksanakan pertemuan pertama pada Mei 2015 di Yogyakarta. Usai acara,  diiringi perasaan haru biru, saling berjabat tangan sambil menangis berpelukan, tepat pukul 12 siang peserta yang hadir bersama seluruh fasilitator dan panitia menuju ndalem dimana KH. Mahfudh Ridwan, Pengasuh PP Edi Mancoro,  berkenan menyampaikan taushiyah sekaligus doa penutup. Ulfah Faiqotul Himmah

Similar Posts:

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here