“Alhamdulilah saya lebih berani menyuarakan kesetaraan, keadilan dalam jajaran Muslimat dan Fatayat NU, di pesta pernikahan, acara PHBI di daerah Kediri dan sekitarnya. Insya Allah bulan 10 nanti saya akan mengadakan lomba sholawat keadilan
di Muslimat se Kab. Kediri”.
Pesan singkat lewat SMS (sort message service) di atas dikirim Ibu Nyai Roihana Faqih, alumni Pengkaderan Ulama Perempuan (PUP) Rahima wilayah Jawa Timur angkatan I. PUP merupakan salah satu program Rahima untuk menyemai kader-kader ulama perempuan yang selain fasih memahami teks-teks keagamaan Islam juga gigih melakukan pengorganisasian dan pendampingan atas problem umat. Angkatan I PUP ini telah diselenggarakan di dua wilayah, Jawa Timur dan Jawa Barat, dengan metode pendidikan orang dewasa yang menekankan pada proses aksi-refleksi.
Dari hasil refleksi angkatan I, dirasakan adanya kebutuhan menyempurnakan kurikululum belajar untuk dikembangkan pada angkatan II dalam workshop penyempurnaan modul. Workshop penyempurnaan modul Pengkaderan Ulama Perempuan ini dilaksanakan pada tanggal 26-28 Agustus 2008 di Wisma Hijau Cimanggis. Untuk itu, Rahima mengundang sejumlah perwakilan alumni PUP angkatan I maupun mitra Rahima dari berbagai daerah seperti Garut, Majalengka dan Serang, serta beberapa pengurus yayasan. Harapannya, mereka dapat menjadi narasumber aktif yang akan berkontribusi menyempurnakan modul tersebut.
Kegiatan yang berlangsung selama 3 hari ini dipandu oleh tim fasilitator yang terdiri dari Helmi Ali, Farha Ciciek dan Nur Ahmad. Sebelum memasuki diskusi yang partisipatif dari semua peserta, Dr. Nur Rofi’ah yang terlibat dalam penyusunan kurikulum angkatan I juga ikut menyampaikan refleksinya.
Menurut Dr. Nur Rofi’ah, Pengkaderan Ulama Perempuan perlu terus dilakukan sebagai sebuah proses yang disengaja. Tujuannya adalah untuk mengurangi berbagai persoalan yang ada dalam masyarakat. Menurutnya berbagai ketimpangan yang ada pada masyarakat disebabkan masih rendahnya budaya kesetaraan. Imbasnya adalah masih kuatnya bias gender pada wilayah sejarah, fiqh, tafsir, hadis dan lainnya.
Selanjutnya Direktur Rahima, Aditiana Dewi Eridani menyampaikan pula refleksinya atas program ini. Program ini dirancang bersama, dimulai dari penyusunan kurikulum, rekrutmen, pelaksanaan pengkaderan atau serial pelatihan, tugas di luar kelas, monitoring dan evaluasi. Berdasar masukan peserta atas kurikulum dan sistematikanya, ia pun sependapat diperlukan adanya saling keterkaitan antara materi satu dengan lainnya.
Dalam pembahasan kurikulum, peserta workshop juga mengusulkan penambahan materi gender dan kajian keagamaan menjadi 2 seri pertemuan. Berdasarkan pengalaman peserta PUP angkatan I, materi ini sangat ditunggu-tunggu dan menjadi diskusi menarik bagi peserta.
Proses workshop yang berjalan selama 3 hari ini memberi masukan yang sangat berarti bagi penyusunan modul Pengkaderan Ulama Perempuan Rahima angkatan II. Dari pengalaman tersebut, baik masukan maupun kritik membangun telah menjadi bagian dari proses belajar yang tidak boleh diabaikan. Namun demikian, kritik dan masukan tersebut perlu diolah kembali agar menjadi suatu model dan modul yang siap digunakan untuk kepentingan pemberdayaan perempuan di komunitas muslim. Melakukan dan belajar itulah proses dari kehidupan. Wallahu a’lam (Man)
Similar Posts:
- Ketika Penghulu, Penyuluh dan Konselor BP4 Berworkshop Keluarga Sakinah
- Pidato Pengukuhan Ulama Perempuan Muda Jawa Barat: Ulama Perempuan Untuk Kemaslahatan Manusia dan Penyelamatan Alam Sebagai Ruh Gerakan Rahima
- KEBERSAMAAN UNTUK KESETARAAN
- Menciptakan Keadilan bagi Perempuan
- Kabar Seminar dan Peluncuran Buku Sejarah dan Masa Depan Ulama Perempuan