Foto: Dok.net
Mayoritas masyarakat di Desa Sumber Wringin Sukowono Jember Madura belum menganggap penting pendidikan formal, mereka kerap mengirim anak-anaknya ke pondok salaf untuk belajar agama. Namun yang memprihatinkan ialah kaum perempuan, selain tidak berpendidikan formal mereka pun kerap dinikahkan dalam usia yang masih belia. Melihat kondisi tersebut, pasangan suami istri KH. Abd. Muhaimin dan Ny.Hj Najmatul Millah berinisiatif untuk mendirikan pesantren sekaligus sekolah formal.
Tahun 2008 keduanya merintis, dimulai dengan tiga ruangan kelas yang merupakan bagian rumah dari orangtua KH Abd. Muhaimin yang disekat. Awal berdiri, forum belajar tersebut bernama SMP Islam Bustanul Ulum dengan murid 9 orang di kelas VII, dan tiga tahun kemudian mereka semua lulus mengikuti Ujian Nasional (UN). Perjuangan pasangan suami istri itu membuat haru orangtua, dan kemudian meminta untuk membuka lahan untuk keperluan pendidikan. Lokasinya 300 meter sebelah timur rumah mertua. Di lokasi perbukitan yang menjadi areal perkebunan tebu, berjarak 100 meter dari dukuh yang ditinggali warga didirikanlah bangunan asrama dan kelas.
Di Nurul Jadid Al-Islami juga berdiri Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dengan jurusan Manajemend Akuntansi Bisnis. Pilihan atas jurusan itu didasari oleh hasil pemetaan kepada santri, orang tua wali santri, dan warga sekitar. Dipilihnya jurusan tersebut karena biaya operasionalnya lebih murah. Sekolah menyediakan 5 unit komputer, termasuk laptopnya untuk digunakan santri SMK latihan. Mereka kemudian menggunakannya secara bergantian. Seiring waktu berjalan ternyata pilihan jurusan tersebut memang tepat. Selain peminatnya lumayan, saat ini santri-santri SMK sedang melakukan kerja magang untuk mata pelajaran Praktik Kerja Industri di BPR, Koperasi, KUD, kantor kelurahan, dan puskesmas. Karena santri-santri itu cekatan dan terampil maka hasil kerja praktik mereka sangat dihargai oleh instansi tempat magang. Ini membuat SMK Nurul Jadid al-Islami makin dikenal.
Hingga kini, Nurul Jadid Al Islami mengemban sebuah visi mewujudkan generasi muslim yang kokoh secara spritual, mapan secara intelektual, berketerampilan dan ber-akhlaqul karimah yang di tuangkan dalam misalnya sebagai bentuk pengejawantahannya, yaitu: Pertama, menyelenggarakan kegiatan ritual keagamaan sebagai wahana spiritual dalam peraktik kehidupan beragama sehari-hari. Kedua, menyelenggarakan kegiatan pendidikan formal dan non formal untuk mencetak santri yang intelektual. Ketiga, mengembangkan pemanfaatan teknologi informasi secara efektif dan efisien dalam proses belajar-mengajar maupun manajemen pendidikan. Keempat, mengembangakan sikap akhlaqul karimah seperti yang diteladankan oleh Rasulullah SAW dan salafuna As sholih.
Pengasuh pondok pesantren lebih mengutamakan pendidikan daripada pengajaran, karena pendidikan tidak hanya mengasah daya pikir santri, tetapi lebih kepada pembentukan pribadi santri dalam seluruh hidupnya. Dalam upaya tercapainya pendidikan tersebut, Pesantren Nurul Jadid Al Islami menerapkan pola dasar pendidikan yang meliputi panca jiwa santri adalah pendidikan yang ditanamkan kepada setiap santri untuk membentuk dan melandasi kepribadiannya dengan jiwa keikhlasan, kesederhanaan, kemandirian, ukhuwah Islamiyah, dan bebas merdeka.
Pondok Pesantren Nurul Jadid Al Islami juga melaksanakan penyegaran untuk selalu meningkatkan mutu pendidikan dan pengajaran, baik berupa fasilitas pendidikan hingga tingkat kesarjanaan maupun dalam bentuk pelatihan jangka pendek atau berupa kunjungan ke lembaga-lembaga pendidikan lain guna memberikan masukan terhadap kemajuan lembaga pesantren. Dengan demikian lulusan Pondok Pesantren Nurul Jadid Al Islami yang tidak hanya mampu memahami ajaran agama Islam Ahlusunnah Wal Jamaah dengan baik tetapi juga memiliki keahlian tertentu sehingga mampu menghadapi tantangan zaman.
Semua santri yang menuntut ilmu di lembaga ini diwajibkan untuk mukim atau menetap di dalam asrama dengan pengawasan 24 jam. Dengan pola pendidikan yang diterapkan, lembaga ini dibantu oleh sumber daya manusia (asatidz dan asatidzah) yang tepat guna dalam pelaksanaan kegiatan belajar dan mengajar maupun pengawasan para santri di lingkungan asrama.
Melindungi Santri Putri dari Pernikahan Dini
Pesantren Nurul Jadid Al-Islami tidak hanya menjadi tempat menuntut ilmu, bagi santri putri terutama, pesantren juga tempat melindungi dari nikah dini yang dipaksakan oleh orangtua mereka. Pengasuh pesantren kerap melarang orangtua mengambil putrinya yang masih di bawah umur untuk dinikahkan secara paksa. Namun, ada santri putri yang tidak berhasil diselamatkan dari nikah paksa tersebut meskipun orangtuanya telah diberi pengertian. Pengurus pesantren kemudian berstrategi, Ketika acara imtihan ataupun wisuda, santri putri yang aktif diintruksikan untuk menjadi ketua panitia, menjadi MC, dan menjadi petugas acara yang lain. Sebagai pembuktian bahwa santri putri juga mampu tampil di hadapan publik.
Selain itu, santri putri juga dilatih hadrah. Ketika peralatan baru dibeli, kemudian santri berlatih menggunakannya, warga antusias datang untuk melihat. Setelah mahir, grup hadrah Nurul Jadid Al-Islami ini kemudian dibolehkan tampil dalam berbagai kegiatan, seperti acara pernikahan dan peringatan hari besar keagamaan, berbagai langkah pesantren Nurul Jadid Al-Islami lakukan untuk membuktikan bahwa santri putra ataupun santri putri akan menghasilkan potensi yang sama jika dibina secara setara.
Selain di dalam lingkungan pesantren, di lingkungan pendudukpun didirikan kelompok majelis bernama Al-Muhajirin. Pertemuannya seminggu sekali setiap malam Senin. Dimulai dengan shalat Maghrib berjamaah kemudian pengajian dan ditutup dengan shalat Isya berjamaah. Dalam pengajian tersebut diselipkan isu-isu pemberdayaan perempuan mulai dari kesehatan reproduksi, pendidikan untuk perempuan hingga isu trafficking. Tentu dikontekskan dengan usia dan level pendidikan penduduk.
Berawal dari pesantren, kemudian mendirikan sekolah formal, kini di Desa Sumber Wringin berdiri sekolah formal lainnya, hal tersebut sebagai bukti dari kesadaran masyarakat untuk menyediakan fasilitas dan menyekolahkan anak-anak mereka meningkat. Pesantren Nurul Jadid telah 11 tahun berdiri, alhamdulillah, telah mampu membuktikan dan memberi pengaruh kepada masyarakat sekitar tentang pentingnya pendidikan pada anak-anak mereka. [NM, DN]