Sejarah telah mengabadikan nama-nama perempuan yang ikut serta menghiasi khazanah islam. Sebab, kebiasaan salaf sholih; sahabat, tabi’in dan generasi sesudahnya adalah mempelajari ilmu dari siapapun, tak terkecuali perempuan.
اخذ خلق من التابعين عن الصحابيات. سير أعلام النبلاء (٧/٤٢)
Sejumlah tabi’in belajar dari sahabat-sabat perempuan (sohabiyah)
Beberapa ulama tersohor seperti imam Syafi’i, imam Bukhory, al-Hafiz Ibnu al-Munzir, Ibnu al-Qoyyim al-Jauzy diketahui juga pernah berguru kepada sejumlah ulama perempuan. Imam adz-Dzahabi dalam Siyar A’lam an-Nubala’ menyebutkan bahwa Ibnu Asakir, seorang ahli hadis dan sejarawan kenamaan itu pernah berguru kepada 80 orang perempuan.
Ibnu Asakir adalah seorang ahli hadis yang berasal dari Syam. Dia termasuk ahli fikih dari kalangan syafi’iyah. Namun, karena lebih menekuni hadis dia lebih dikenal sebagai muhaddist. Melalui karyanya; Tarikh Madinah Dimasq (sekitar 37 jilid cetakan DKI) ia juga dikenal sebagai seorang sejarawan.
Asy-Syaukani dalam Nail al-Authar nya dengan tegas mengatakan :
إنه لم ينقل عن أحد من العلماء بأنه رد خبر امرأة لكونها امرأة، فكم من سنة قد تلقتها الأمة بالقبول من امرأة واحدة من الصحابة، وهذا لا ينكره من له أدنى نصيب من علم السنة
Tak ada satu riwayatpun yang menceritakan prihal salah seorang ulama yang menolak hadis dari perempuan sebab ia perempuan. Ada sekian banyak hadis yang diperoleh dari seorang sahabat perempuan dan ini tak dapat dipungkiri oleh orang yang awam dalam ilmu hadis sekalipun.
Di masa sahabat, ada nama ummul mukminin sayyidah Aisyah binti Abu Bakar yang menjadi salah satu referensi umat pasca wafatnya Nabi. Beliau adalah seorang ahli fikih sekaligus ahli hadis dari kalangan perempuan yang mendapat bimbingan langsung dari Nabi Muhammad saw. Kepakarannya di bidang fikih dan fatwa membuat nama beliau dimasukkan dalam kategori sahabat yang banyak memberikan fatwa; al-muksirun fi al-fatwa.
Sayyidah Aisyah juga dikenal memiliki banyak hafalan hadis. Dikatakan bahwa hafalan beliau mencapai 2.210 hadis. Karena itu, nama beliau juga disejajarkan dengan para perawi hadis terbanyak yang dikumpulkan dalam nazom ;
المكثرون فى رواية الخبر # من الصحابة الأكارم الغرر
ابو هريرة يليه ابن عمر # فأنس فزوجة الهادي الابر
ثم ابن عباس يليه جابر # وبعده الخدري فهو الآخر
Orang-orang yang banyak meriwayatkan hadis dari kalangan sahabat: Abu Hurairoh, Abdullah bin Umar, Anas bin Malik, Sayyidah Aisyah binti Abu Bakar, Abdullah bin Abbas dan Sa’id al-Khudri.
Pada abad kedua, ada nama Sayyidah Nafisah binti Hasan, salah satu cucu rasulullah saw yang dijuluki nafisah al-ilmi karena kedalaman ilmunya. Banyak ulama yang menimba ilmu dan meriwayatkan hadis dari beliau. Salah satunya adalah Bisyr bin Harist al-Hafi.
Suatu ketika, Bisyr tak bisa mengikuti pengajian Sayyidah Nafisah lantaran sakit. Lalu beliau menjenguknya. Bersamaan dengan itu, imam Ahmad bin Hanbal juga mengunjungi Bisyr dan berjumpa Sayyidah Nafisah. Karena begitu berkharisma, Imam Ahmad penasaran dan bertanya
“Siapa dia?”
“Dia adalah Sayyidah Nafisah yang datang untuk menjengukku” jawab Bisyr
“Mintakan doa kepadanya !”
Kemudian beliau mendoakan keduanya
اللهم ان بشر بن حارث واحمد بن حنبل يستجيران بك من النار فأجرهما يا ارحم الراحمين
Ya Allah, sesungguhnya Bisyr bin Haris dan Ahmad bin Hanbal meminta perlindungan kepadamu dari api neraka, maka selamatkanlah keduanya.
Ulama besar sekaliber Imam Syafi’i juga dikenal sebagai murid dari Sayyidah Nafisah. Saking seringnya beliau ngaji, para ulama menobatkan imam Syafi’i sebagai orang yang paling sering mujalasah dengan sayyidah Nafisah. Oleh karena itu, wajar jika Sayyidah Nafisah disebut-sebut sebagai sosok yang banyak mempengaruhi pemikiran imam Syafi’i di Mesir.
Lihatlah, dua orang perempuan yang tak akan pernah dilupakan sejarah karena ikut ambil bagian dalam ‘melahirkan’ ulama-ulama besar kenamaan. Dan ini sekaligus menjadi bukti bahwa ulama terdahulu tak pernah membedakan antara laki-laki dan perempuan dalam soal keilmuan.
Ala kulli hal, tentu masih banyak perempuan-perempuan hebat lainnya yang ikut serta mewarnai sejarah keilmuan islam yang tak bisa saya ceritakan disini. Dikumpulkan dalam buku besar yang berjudul A’lam an-Nisa’ Fi Alamai al-Arab Wa al-Islam karya Umar Ridho Kahalah.
Hari ini adik kecil saya genap berusia 2 tahun. Doa saya -walau tak seperti bunda Aisyah dan Sayyidah Nafisah- semoga kelak dia termasuk orang yang mewakafkan dirinya untuk ilmu.
Ustad Wandi Isdianto
Staf pengajar di Ma’had Aly Situbondo