Dok. @ellaolsson from unplash.com

Oleh: Siti Maisaroh*

Salah satu cara menjaga kesehatan tubuh adalah dengan mengonsumsi makanan yang sehat, baik, dan halal, atau biasa disebut dengan halalan thayyiban serta menghindari israf. Makanan halal adalah makanan yang tidak dilarang oleh syariat. Makanan dikatakan halal apabila memenuhi tiga hal, pertama zat makanan itu sendiri tidak diharamkan oleh syariat Islam, kedua didapatkan dengan cara yang halal, dan ketiga diproduksi dengan cara yang halal. Sedangkan thayyiban adalah makanan yang jika dikonsumsi akan mendatangkan kebaikan sesuai dengan kebutuhan tubuh. 

Sedangkan israf adalah perilaku yang melanggar batas keharaman, mengharamkan yang halal, dan berlebihan dalam mengonsumsi makanan. Islam melarang berlebihan dalam mengonsumsi makan atau minum, pun sebaliknya, mengurangi makan dan minum yang diperlukan oleh tubuh pun dilarang karena akan memicu timbulnya penyakit dalam tubuh, membuat aktivitas dan ibadah terganggu, hingga mendatangkan bahaya.

Memahami apa yang dibutuhkan oleh tubuh bisa mengantarkan orang untuk selektif dan efektif dalam memilih makanan. Misalnya penderita diabetes sebaiknya memilih makanan dengan kandungan gula yang rendah, atau penderita alergi tidak memaksakan mengonsumsi makanan yang membuat alerginya kambuh, dan lain sebagainya. Sikap tersebut merupakan salah satu bentuk dari memenuhi hak tubuh akan makanan yang dibutuhkan. Jika sebaliknya, memilih makanan yang akan membahayakan tubuh, maka dapat dikatakan sebagai perbuatan yang zalim.

Perintah untuk mengonsumsi makanan yang halal dan thayyib disebutkan disebutkan berulang kali dalam beberapa ayat, antara lain QS. Al-Baqarah ayat 168, Al-Maidah ayat 88, Al-Anfal ayat 69, dan An-Nahl ayat 114 (mubadalah.id, 2021)

Hubungan makanan dan Kesehatan Reproduksi

Kesehatan reproduksi erat kaitannya dengan makanan yang dikonsumsi, terutama bagi perempuan yang memiliki pengalaman mengandung, melahirkan, dan menyusui. Makanan yang dikonsumsi akan mempengaruhi janin yang ada di dalam kandungan. Oleh karenanya seorang Ibu yang sedang mengandung harus lebih memperhatikan apa yang ia konsumsi, ayah juga harus peduli dan berusaha mencukupi nutrisi yang dibutuhkan oleh ibu. Dengan demikian, janin akan tercukupi nutrisinya. Janin yang kekurangan nutrisi di dalam kandungan rentan mengalami stunting.

Di dalam surat al Baqarah ayat 233 dijelaskan ayah diwajibkan memenuhi kebutuhan nutrisi ibu yang sedang menyusui hingga anaknya berusia 2 tahun. Dalam ayat tersebut dijelaskan bahwa ayah harus membuat ibu bahagia dan tenang. Nutrisi dan kondisi psikis ibu yang baik akan mempengaruhi ASI yang diproduksi menjadi lebih berkualitas dan memberi pengaruh positif bagi anaknya. 

Jadi, meskipun hanya perempuan yang mengalami proses reproduksi yang kompleks, namun laki-laki selaku suami semestinya turut merasakan kepayahan yang dialami perempuan.  Suami bisa memberi perhatian yang lebih ketika perempuan dalam masa mengandung dan menyusui, seperti mempersiapkan makanan yang sehat untuk kebutuhan ibu, meringankan beban pekerjaannya, dan lain sebagainya.

*penulis merupakan peserta Ngaji Intensif 20 Hari Bersama 20 Ulama Perempuan Nusantara

Similar Posts:

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here