Dilandasi dengan data temuan berupa hasil assessment kelembagaan Organisational Capacity Need Assessment atau yang disingkat (OCNA), akan ditemukan kebutuhan untuk melakukan regenerasi bagi ulama perempuan sebagai fasilitator pendidikan Rahima. Rahima pada kesempatannya memberikan penguatan kepada ulama perempuan dengan mengadakan Training Of Facilitator (TOF) bagi Ulama Perempuan alumni PUP.

Training ini berjudul “Training of Fasilitator Metode Kajian Islam Pendekatan Mubadalah dan Keadilan Hakiki bagi Ulama Perempuan”. Dihadiri oleh 18 ulama perempuan yang datang dari Banten, Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, dan Sulawesi Selatan, dilaksanakan pada tanggal 26-28 Januari 2023 di Depok.

Training of Fasilitator Metode Kajian Islam dilaksanakan guna meningkatnya pengetahuan Ulama Perempuan alumni PUP dalam memahami metode kajian Islam pendekatan Mubadalah dan Keadilan Hakiki dan keterampilan ulama perempuan dalam kegiatannya fasilitasi acara di kegiatan sosial masyarakatnya.

Pada kegiatan ini jugalah, triologi KUPI pertama kali diperkenalkan yakni Mubadalah, Keadilan Hakiki, dan Ma’ruf sebagai rumusan barunya. Para peserta dibimbing langsung oleh dua fasilitator Dr. Nur Rofiah Bil. Uzm dan Dr. Faqihuddin Abdul Kodir. Kedua fasilitator pada kesempatannya memperkenalkan peserta kepada pengertian triologi tersebut, kekhasannya, dan bagaimana ketiga triologi ini bisa diadaptasikan dalam konteks keseharian. Baik yang berkenaan dengan dialog teks, maupun turunannya yang terasimilasi sebagai sikap keseharian.

Selain itu, peserta juga diperkenalkan dengan prinsip-prinsip dasar fasilitator dan diberikan penerangan akan perbedaan fungsinya dengan narasumber dan moderator. Perbedaan ini diperlihatkan kontras agar peserta bisa menjalankan peran fasilitasinya dengan baik. Kemudian pada kesempatan selanjutnya, peserta juga ditanamkan nilai-nilai belajar merdeka. Yang memandang bahwa semua peserta kelak yang datang ke kegiatan fasilitasi merupakan manusia utuh yang sudah mempunyai pengalaman dan pengalamannya dimaknai sebagai ilmu baru. Atau biasa disebut dengan teknik mengajar pedagogi, yakni teknik mengajar orang dewasa.

Salah satu peserta yang hadir menyampaikan kesukacitaannya mengikuti pelatihan. Baginya etika-etika ini adalah sesuatu hal yang baru yang ia dapatkan. “Saya menemukan etika-etika baru untuk menjadi fasilitator hendaknya punya kecakapan mendengar, karena peserta adalah subjek yang pengalamannya bernilai ilmu.”, ujar Isti salah satu peserta dari Tasik.

Demikian upaya-upaya Rahima dalam merawat simpul-silmpulnya dengan memberikan penguatan skill, pendampingan, ruang aman dan kolaborasi. [Nuansa Garini]

Similar Posts:

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here