Nyai Roziqoh Sukardi adalah Ulama Perempuan yang saat ini menjadi ketua Fatayat NU Kabupaten Cirebon dan merupakan Program Manager Fahmina Institute. Melalui Fatayat NU, Nyai Roziqoh juga melakukan pendampingan ekonomi sejak menjabat sebagai Sekretaris Fatayat NU pada 2014 hingga sekarang. Fatayat NU Cirebon mengkoordinasi Fatayat di 40 Kecamatan, 12 kelurahan dan 412 desa di Cirebon, dengan jumlah anggota ribuan. 

Nyai Roziqoh mendorong pendampingan ekonomi menjadi program unggulan yang mengakar di Fatayat NU Cirebon, selain kaderisasi. Fatayat NU selama ini melakukan pemberdayaan ekonomi melalui Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) dengan berkolaborasi dengan pihak lainnya seperti dengan Lembaga Kemaslahatan Keluarga Nahdlatul Ulama (LKKNU), Lembaga Perekonomian Nahdlatul Ulama (LPNU), DInas Koperasi, Dinas Ketenagakerjaan, dan lembaga lainnya.

Selain itu, Nyai Roziqoh juga ingin meningkatkan pemberdayaan ekonomi Fatayat NU Cirebon dalam tingkat kabupaten hingga desa, sehingga dapat menguatkan perekonomian perempuan jamaah Fatayat NU. Produk UMKM anggota Fatayat NU Cirebon selama ini secara dominan masih dipasarkan secara konvensional, sebagian kecil dipasarkan online. Fatayat NU Cirebon juga bekerjasama dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Bank Rakyat Indonesia (BRI) untuk sosialisasi Waspada Investasi Bodong dan Pinjaman Online, serta launching wadah pemasaran online produk UMKM.

Selama ini produk UMKM Fatayat NU Cirebon dipasarkan secara konvensional melalui warung, toko, lapak, dan titip jual, yang dilakukan secara mandiri. Fatayat NU juga memfasilitasi ruang dan tempat saat bazar dan acara lainnya untuk pemasaran yang lebih luas. Wadah pemasaran online produk UMKM diharapkan menjadi pusat pemasaran produk UMKM Fatayat NU melalui marketplace untuk peningkatan produksi, sehingga tidak hanya mengandalkan penjualan konvensional saja. 

Fatayat NU Cirebon memiliki Koperasi Yasmin untuk mendorong kemandirian ekonomi di komunitas yang memproduksi dan menjual kerudung, atribut Fatayat (batik, jas, pin, dll), bantal, kalender, dan cendera mata lainnya. Produk UMKM anggota Fatayat NU Cirebon juga beragam seperti batik, kue kijing, oleh-oleh wisata, rengginang, snack dan catering, sambel asem, abon lele, pepes (tahu, jamur, peda), minuman jamu (kunyit dan belimbing wuluh), siwang (terasi bawang), kentang mustofa, masker, dll.

Pelaku UMKM Fatayat NU Cirebon sebagian merupakan pengusaha UMKM rumahan, ibu rumah tangga, guru (TK dan SD), yang tidak memiliki penghasilan bulanan tetap. Pekerjaan produktif mereka masih dianggap sebagai penunjang ekonomi keluarga, padahal banyak dari mereka merupakan tulang punggung atau kepala keluarga. Pasca mengikuti Pendidikan melalui materi Literasi Keuangan Digital Inklusi (LKDI), Nyai Roziqoh menguatkan anggotanya untuk lebih memahami kemandirian ekonomi perempuan di Fatayat NU Cirebon.

Nyai Roziqoh menjelaskan bahwa UMKM Fatayat NU Cirebon memiliki tantangan pada permodalan, pemasaran (terutama online), peningkatan kualitas dan packaging produk, sehingga membutuhkan penguatan lanjutan. Sehingga dia memberikan materi LKDI seperti pengelolaan ekonomi keluarga dan usaha, keamanan digital, menentukan pasar dan produk, keuangan UMKM, dll. Nyai Roziqoh berharap agar pemerintah lebih memperhatikan UMKM Fatayat NU sehingga memudahkan mereka untuk mengakses modal, dan semakin semangat dalam pengembangan ekonomi keluarga dan usaha.

Similar Posts:

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here