Oleh: Riris Rifkiyah
Budaya dan agama adalah dua hal yang membentuk etika dan perilaku masyarakat di berbagai belahan dunia. Di Jepang, budaya “Omotenashi” menjadi salah satu aspek yang menonjol dalam kehidupan sehari-hari. Sementara itu, dalam Islam, konsep “Tasamuh” memainkan peran penting dalam interaksi sosial dan kehidupan beragama. Meskipun berasal dari latar belakang yang berbeda, kedua konsep ini memiliki kesamaan dalam hal saling menghargai, keramahtamahan, dan toleransi.
Omotenashi: Budaya Keramahtamahan Jepang
Omotenashi adalah konsep yang menggambarkan keramahtamahan dan pelayanan tulus tanpa mengharapkan imbalan. Secara harfiah, omotenashi berarti “keramahtamahan” atau “pelayanan.” Namun, maknanya jauh lebih dalam daripada sekadar memberikan pelayanan yang baik. Omotenashi melibatkan perhatian penuh terhadap kebutuhan dan keinginan orang lain, bahkan sebelum mereka mengungkapkannya. Ini adalah bentuk penghormatan dan dedikasi yang mencerminkan budaya Jepang dalam memperlakukan tamu dan pelanggan.
Omotenashi tidak hanya terlihat dalam industri perhotelan atau restoran (dalam bidang pekerjaan), tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, ketika seseorang mengunjungi rumah seorang teman, tuan rumah akan berusaha keras untuk membuat tamunya merasa nyaman dan dihargai. Keramahtamahan ini bisa berupa menyajikan teh dengan cara yang sopan, menawarkan makanan yang lezat, atau sekadar menciptakan suasana yang ramah dan hangat.
Sikap omotenashi yang lain seperti pelayanan yang diberikan dengan hati tulus tanpa mengharapkan imbalan. Ini menunjukkan keikhlasan dan niat baik dalam setiap tindakan, memberikan perhatian pada detail kecil yang mungkin tidak disadari oleh orang lain, tetapi memiliki dampak besar pada pengalaman keseluruhan, berusaha untuk mengantisipasi kebutuhan dan keinginan orang lain bahkan sebelum mereka menyadarinya atau mengungkapkannya.
Tasamuh dalam Islam
Dalam Islam, konsep Tasamuh, yang berarti toleransi, mencerminkan sikap saling menghargai dan menghormati perbedaan di antara sesama manusia. Tasamuh adalah prinsip dasar yang mendorong umat Islam untuk hidup harmonis dengan orang lain, tanpa memandang perbedaan agama, ras, atau budaya. Toleransi dalam Islam mencakup berbagai aspek kehidupan, termasuk sikap terhadap sesama Muslim maupun selain Muslim. Tasamuh bisa diartikan seperti menghormati perbedaan keyakinan, budaya, dan pandangan hidup. Islam sangat mendorong sikap baik dan kasih sayang terhadap sesama manusia, sebagaimana diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW, menjauhi segala bentuk kekerasan dan diskriminasi, baik dalam tindakan maupun ucapan.
Islam menekankan pentingnya toleransi dan penghormatan terhadap sesama manusia. Sebagaimana Allah berfirman dalam surah al-Hujurat ayat 13 yang artinya, “Wahai manusia! Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan; kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sungguh, yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa. Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Maha Teliti.” Ayat ini mengajarkan bahwa perbedaan di antara manusia adalah untuk saling mengenal dan menghormati satu sama lain, bukan untuk saling merendahkan atau mendiskriminasi.
Dalam sebuah hadis, Rasulullah Saw. bersabda, “Tidak beriman salah seorang di antara kalian sehingga dia mencintai untuk saudaranya apa yang dia cintai untuk dirinya sendiri.” (Hadits Riwayat Bukhari). Hadits ini mengajarkan prinsip dasar dalam Tasamuh, yaitu mencintai dan menghormati orang lain sebagaimana kita mencintai dan menghormati diri sendiri.
Meskipun Omotenashi dan Tasamuh berasal dari konteks budaya dan agama yang berbeda, keduanya memiliki kesamaan dalam hal penghormatan dan pelayanan kepada orang lain. Baik Omotenashi maupun Tasamuh menekankan pentingnya ketulusan dalam melayani orang lain. Dalam Omotenashi, ketulusan terlihat dalam usaha memberikan pelayanan terbaik tanpa mengharapkan imbalan.
Dalam Tasamuh, ketulusan tercermin dalam sikap saling menghormati dan membantu sesama tanpa pamrih. Kedua konsep ini mengajarkan penghormatan mendalam terhadap orang lain. Dalam budaya Jepang, Omotenashi mengajarkan untuk selalu memperhatikan kebutuhan tamu dan pelanggan dengan penuh hormat. Dalam Islam, Tasamuh menekankan pentingnya menghormati perbedaan dan memperlakukan semua orang dengan adil dan hormat. Omotenashi dan Tasamuh sama-sama menekankan pentingnya keramahtamahan dan toleransi. Keramahtamahan dalam Omotenashi berarti menciptakan lingkungan yang nyaman dan menyenangkan bagi orang lain. Sementara itu, toleransi dalam Tasamuh berarti menerima perbedaan dan hidup berdampingan dengan damai.
Dalam Omotenashi, perhatian terhadap detail adalah kunci untuk memberikan pengalaman luar biasa bagi tamu. Demikian pula, dalam Tasamuh, perhatian terhadap detail dalam sikap dan tindakan sehari-hari menunjukkan penghargaan terhadap orang lain dan membantu menciptakan harmoni dalam masyarakat. Implementasi Omotenashi dan Tasamuh dalam kehidupan sehari-hari. Implementasi kedua konsep ini dalam kehidupan sehari-hari bisa membawa perubahan positif dalam masyarakat.
Sumber:
– Japan National Tourism Organization. (n.d.). Omotenashi – Japan National Tourism Organization. Retrieved from https://www.japan.travel.
– TOKI. (2021). The Philosophy of Japanese Hospitality. Retrieved from https://www.toki.tokyo.
– Nihongo Master. (2021, October 12). Everything You Need to Know About Omotenashi, the Art of Japanese Hospitality. Retrieved from https://www.nihongomaster.com/blog/everything-you-need-to-know-about-omotenashi-the-art-of-japanese-hospitality/.
– Tirto.id. (2022, September 13). Arti Tasamuh dalam Islam, Dalil, Makna & Contohnya dalam Kehidupan. Retrieved from https://tirto.id.
– Universitas Islam An Nur Lampung. (n.d.). Pengertian Tasamuh, Dalil, Contoh Perilaku dan Hikmahnya. Retrieved from https://an-nur.ac.id.
– Islam.nu.or.id. (n.d.). Islam Menjunjung Tinggi Nilai Kemanusiaan. Retrieved from https://islam.nu.or.id.