Untuk memperingati hari kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-78, Jaringan GUSDURian memperingati Upacara 17-an dan Refleksi Kemerdekaan secara virtual melalui Zoom dan YouTube TV9Nusantara, pada 17 Agustus 2023 pukul 15.30-17.00. Acara ini merupakan ruang bertemunya seluruh elemen GUSDURian untuk merefleksikan makna kemerdekaan bagi individu dan kelompok masyarakat yang berlandaskan keadilan dan kemanusiaan. Alissa Wahid sebagai Direktur GUSDURian menyampaikan orasi kemerdekaan, yang dilanjutkan sambutan oleh Jay Akhmad sebagai Koordinator Nasional Jaringan GUSDURian. Kemudian refleksi kemerdekaan disampaikan oleh Pdt. Wahyudi, Pera Sopariyanti dan Asman Aziz, serta puisi kemerdekaan oleh Tanoker Ledokombo. Berikut refleksi yang disampaikan oleh Direktur Perhimpunan Rahima, Pera Sopariyanti.

”Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Yang saya hormati dan saya mulyakan Ibu Alissa Wahid selaku koordinator GUSDURian, beserta keluarga besar. Para tokoh agama dari dari berbagai agama di Indonesia dan seluruh jaringan GUSDURian, para santri dan simpatisan yang sama-sama mencintai Gus Dur dan Indonesia yang hadir baik melalui, Zoom maupun melalui TV9 yang saya hormati dan saya banggakan.

Perkenalkan, saya Pera Sopariyanti, Direktur Perhimpunan Rahima, Anggota Majlis Musyawarah KUPI dan alumni Kelas Pemikiran Gusdur tahun 2023. Saya mengucapkan Dirgahayu RI ke-78 dan Harlah Gus Dur sebagai tokoh Nasional dan pejuang kemanusiaan, yang menjadi teladan bagi kita bersama.

Bagi saya merdeka adalah bebas dari semua penjajahan, perbudakan, kezaliman, ketidakadilan, kekerasan dalam beragam bentuk, dan atas nama apapun termasuk atas nama agama, budaya, moralitas, gender, kekuasaan dan lain sebagainya. Saat ini ada banyak perempuan, kelompok disabilitas, para petani, minoritas agama dan kepercayaan dan kelompok rentan lainnya sedang berjuang untuk mendapatkan kemerdekaan. Merdeka untuk melakukan ibadah tanpa rasa takut, merdeka untuk mengambil keputusan, merdeka untuk menyatakan pendapat dan pilihannya, merdeka untuk melakukan sesuatu atau tidak melakukan sesuatu yang menjadi hak asasinya tanpa rasa takut, merdeka untuk memutuskan atas pilihan politik, dan lainnya.

Saat ini ada ribuan bahkan jutaan perempuan pekerja rumah tangga yang sedang menanti hadirnya kebijakan yang memanusiakan mereka, yang telah 19 tahun mereka perjuangkan. Teman-teman saat ini sedang melakukan aksi mogok makan di depan DPR RI meminta DPR dan pemerintah segera mengesahkan RUU Perlindungan Pekerja Rumah Tangga (PPRT). Undang-undang yang melindungi mereka dari berbagai tidakan kezaliman dan kesewenang-wenangan majikannya. Mereka meminta haknya sebagaimana pekerja lainnya, hak yang seharusnya mereka dapatkan. Karena mereka telah bekerja dan mendedikasikan dirinya mengerjakan pekerjaan-pekerjaan rumah dan mengasuk anak-anaknya. Karena pekerjaan merekalah para majikan bisa bekerja meninggalkan rumah dengan aman, menitipkan anak-anaknya dengan aman dan tumbuh dengan baik. Namun saying, pekerjaan mereka tidak ada jaminan yang memberikan perlindungan. Mereka sangat rentan dan daya tawarnya sangat redah. Karena itu dalam perayaan kemerdekaan yang ke-78 kami memohon pemerintah dan legislatif untuk segera mengesahkan RUU Perlindungan Pekerja Rumah Tangga.

Ibu dan Bapak yang saya hormati dan saya banggakan.

Berbagai tindakan yang mengotori baju kemerdekaan seseorang merupakan bentuk penistaan yang mencederai martabat kemanusiaan. Padahal, Tuhan telah menciptakan seluruh manusia dalam keadaan yang mulia dan merdeka. Dr. Nur Rofi’ah mengatakan, dalam ajaran Islam, Esensi Tauhid adalah ajaran yang ditandai dengan hanya dan hanya menghamba kepada Allah, dan itu adalah kemerdekaan. Merdeka dari menghamba pada apapun dan siapapun selain Allah, dan merdeka dari keinginan untuk memperhamba siapapun pada diri kita. Tauhid adalah merdeka dari menjadi korban kezaliman pihak lain dan merdeka dari keinginan dan sikap menzalimi pihak lain, termasuk menzalimi perempuan dan kelompok rentan lainnya.

Gus Dur mengatakan bahwa kemerdekaan yang diproklamasikan oleh para pendiri bangsa dapat terwujud karena setidaknya harus menyatakan tujuh hal mendasar yang menjadi unsur-unsur utamanya. Salah satunya pernyataannya bahwa kemerdekaan adalah hak. Hak yang mendasar bagi setiap manusia. Karena itu, harus dijamin dalam hidup kemasyarakatan, terutama dalam hidup berbangsa dan bernegara.

Demikian yang dapat saya sampaikan. Kurang lebinya mohon maaf. Wallahulmuwafiq ila aqwamittariq. Wassalamu’alaikum Wr. Wb.”

Similar Posts:

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here