Aula SMAN 2 Bondowoso dipenuhi para undangan, peserta lomba dan para guru yang menjadi pembimbing grup musik dan peserta lomba lainnya. Satu persatu peserta tampil memamerkan kemampuan dan kreatifitasnya. Berbagai gaya dan aliran musik tampil pada festival ini. Ada yang bergaya gambus, dangdut, pop rock, hadrah, jazz dan lainnya. Tepuk- tangan dan teriakan kerap terdengar setelah satu grup tampil.

Ayat Alqur’an yang berbunyi “Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bersholawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.” (QS. Al Ahzab : 56) mungkin menjadi salah satu pendorong murid-murid mengikuti lomba shalawat kesetaraan tingkat SMP dan SMA se-Kabupaten Bondowoso Jawa Timur pada 26-27 Februari yang lalu. Penyelenggara kegiatan ini adalah MGMP PAI (Musyawarah Guru Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam) SMP-SMA  Bondowoso kerjabareng dengan Rahima Jakarta.

Kegiatan yang bertepatan dengan moment maulid Nabi Muhammad saw. ini mendapat respon yang meriah dari guru dan murid SMP – SMA di Bondowoso. Hal ini terlihat dari peserta lomba shalawat yang cukup banyak yaitu sekitar 40 grup. Bahkan pada acara pembagian hadiah dan maulid ruangan Aula SMAN 2 Bondowoso dipenuhi sekitar 250 hadirin.

Selain festival Shalawat Kesetaraan, panitia juga mengadakan Musabaqah Tilawatil Qur’an dan Kaligrafi. Menurut Saihan, M.Pd.I, salah seorang panitia, kegiatan ini dilakukan dalam rangka menyebarkan nilai-nilai kesetaraan melalui shalawat sekaligus peringatan Maulid Nabi Besar Muhammad saw.

Nampaknya juri tidak mudah memilih yang terbaik dari sejumlah grup yang tampil sangat luar biasa. Seorang juri berkomentar ”sampai-sampai bulu kudukku merinding dan sembab mataku mendengar dan menyaksikan shalawat kesetaraan dinyanyikan perempuan dan laki-laki dengan penghayatan yang luar biasa.” Namun demikian, juri tetap dituntut untuk memutuskan sang juara seadil-adilnya.
Semua grup berhasil tampil dengan mengesankan. Kreatifitas gaya tampilan, variasi musik, harmoni nada, ketepatan melafalkan shalawat membuat festival semakin diharapkan dilakukan setiap tahun oleh para guru. Panitia merekapitulasi nilai yang sudah dikumpulkan dan juri menentukan sang juara. Setelah diketahui para juaranya. Panitia memberitahukan bahwa pengumuman para juara akan disampaikan esok hari bersamaan dengan peringatan Maulid Mabi Muhammad saw. dengan mengundang seorang Kyai.

Siraman rohani disampaikan oleh KH. Syaiful Muhyi dari Situbondo. Ceramah berisi tentang keutamaan orang mencari ilmu. Pak Kyai mensitir sebuah hadis “Kun ‘aliman, au muta’aliman, au mustami’an au muhibban, wa la takun khamisan”. Jadilah orang yang berilmu, atau penuntut ilmu, pendengar ilmu atau pecinta ilmu dan jangan menjadi orang yang kelima, yaitu orang yang tidak masuk kempat orang tersebut.

Setelah pengajian selesai, tibalah saat-saat menegangkan. Panitia mengumumkan para pemenang festival Shalawat Kesetaraan, Musabaqah Tilawatil Qur’an dan Kaligrafi. Satu persatu sang juara menerima piala, sertifikat dan sejumlah uang pembinaan. Terlihat suasana gembira terpancar di wajah para pemenang dan para guru pendamping. Seraya ucapan harapan panitia ”semoga nilai-nilai kesetaraan dipahami dan dipraktikkan di dalam kehidupan sehari-hari.” Wassalam (Maman A.Rahman)

Similar Posts:

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here